Petani di Pesisir Selatan Diminta Gencarkan Sistem Tanam Organik

    Petani di Pesisir Selatan Diminta Gencarkan Sistem Tanam Organik

    PESISIR SELATAN, - Agar lebih aman dan higienis untuk dikonsumsi, Petani di Pesisir Selatan (Pessel) sudah memulai sistem tanam secara organik seperti buah-buahan dan sayuran.

    Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto mengatakan, saat ini telah ada beberapa jenis tanaman yang sudah dikembangkan oleh petani melalui penerapan pola organik.

    “Beberapa jenis itu diantaranya, padi, jeruk, semangka dan cabe. Untuk jenis jeruk yang dikembangkan adalah varietas Gunung Omeh Payakumbuh. Dan untuk jenis cabe adalah cabe anti virus. Sedangkan untuk jenis padi ada beberapa varietas. Diantaranya jenis 42, banang pulau, bawaan, dan lainnya. Jenis itu tergantung dengan yang dikembangkan oleh penyedia bibit, yang tentunya telah memiliki lisensi organik, ” ujarnya.

    Ia menambahkan, budidaya tanaman organik itu memang masih merupakan hal baru oleh petani di Pessel.

    “Saya katakan baru, sebab pengembangannya baru dilakukan sejak tiga tahun terakhir. Untuk jenis jeruk, semangka, dan cabe anti virus, pengembangannya dilakukan oleh petani di Kecamatan Lengayang, dan di Kecamatan Bayang, sedangkan untuk jenis padi dikembangkan pula oleh petani di Kecamatan Linggo Sari Baganti, dan di Kecamatan Bayang, ” jelasnya.

    Sehingga, budidaya tanaman secara organik itu akan terus dikembangkan di Pessel. Sebab selain aman, juga tidak memiliki resiko tinggi bagi kesehatan bila dikonsumsi.

    Pihaknya akan memberikan perhatian kepada petani di daerah itu dalam mengembangkan budidaya tanaman dengan menggunakan bahan alami atau tanpa menggunakan bahan kimia.

    “Saat ini banyak pelaku pertanian organik bermunculan seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka. Dorongan itu tidak hanya karena bernilai ekonomis tinggi. Namun pertanian secara organik ini penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar oleh bahan sintetik atau kimia seperti pestisida dan lainnya, ” ujarnya lagi.

    Beralihnya petani mengembangkan untuk tanaman organik itu, sehingga mereka menyampaikan apresiasinya, serta juga mengucapkan terima kasih.

    “Sedangkan bagi masyarakat yang ingin belajar lebih serius tentang cara pengembangan tanaman organik, dapat mendatangi Pusat Informasi Pertanian Organik (PIPO) yang berpusat di Nagari Lakitan Kecamatan Lengayang, serta juga secara langsung kepada kelompok tani yang sudah melakukan pengembangannya di Nagari Kapujan Koto Barapak, Kecamatan Bayang, yakni pada Keltan Padang Dama Dua, ” jelasnya.

    Lanjut Mardianto menuturkan, untuk musim tanam tahun 2022 ini, penanaman perdana padi organik itu akan dilakukan menjelang akhir Juni ini di Nagari Kapujan Koto Barapak, Kecamatan Bayang.

    “Sesuai rencana, penanaman perdana bibit padi organik ini akan dilakukan menjelang akhir Juni 2022 ini di Nagari Kapujan Koto Barapak, Kecamatan Bayang oleh Keltan Padang Dama Dua. Benih padi organik ini mereka datangkan dari penyedia bibit yang telah memiliki lisensi organik di Padang, ” jelasnya lagi.

    Namun, varietas yang ditanam itu tergantung dari pihak penyedia benih. Bisa saja jenis varietasnya bawaan, 42, banang pulau dan lainnya.

    “Karena anggota Kaltan Padang Dama Dua tersebut juga sudah dibekali dengan pengetahuan cara pembuatan pupuk organik (trichokompos), sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada pupuk organik produksi pabrik. Makanya kepada petani yang ingin belajar lebih dalam tentang pertanian organik jenis padi, bisa datang kesana. Kita dari Dinas Pertanian bersedia untuk memfasilitasinya, ” tuturnya. (**)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Rusma Yul Anwar Lepas 56 JCH Pesisir...

    Artikel Berikutnya

    Penuh Akal-akalan, Nominal Pinjaman Anggota...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Anumerta ke Almarhum AKP Ulil Ryanto
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami